Al-Quran, Syafaat di Hari Akhirat



href>
Jadilah di antara golongan manusia yg bersyukur dan mengikut segala perintah allah swt dlm al-quran dan sunnah rasullullah saw…kerana syafaat rasullulah nanti berdasarkan itu semua.. Di dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda yang bermaksud: “Pada hari Kiamat nanti, di hadapan Allah swt tidak akan ada syafaat yang mempunyai taraf yang lebih tinggi daripada Al-Quran, bukan Nabi, bukan malaikat dan sebagainya”. Melalui hadis di atas kita dapat mengetahui bahawa Al-Quran adalah pemberi syafaat yang mana syafaatnya akan diterima Allah. Terdapat satu riwayat menyatakan bahawa Apabila seseorang itu meninggal dunia dan keluarganya sibuk melakukan upacara pengkebumian, seorang yang kacak akan berdiri di bahagian kepalanya.Apabila mayat itu dikafankan, orang itu akan datang mendiami antara dadanya dan kain kafan itu. Bila selesai dikebumikan, orang ramai termasuklah ahli-ahli keluarga dan kekasih kita akan pulang ke rumah dan datanglah dua malaikat Munkar dan Nakir cuba untuk memisahkan orang yang kacak itu supaya mereka dapat membuat pertanyaan mengenai iman orang yang meninggal dunia itu tanpa sebarang gangguan. Tetapi orang yang kacak itu akan berkata: “Dia adalah kawanku. Aku tidak akan meninggalkannya berseorangan walau dalam keadaan apa sekalipun. Jalankanlah tugas kamu tetapi aku tidak akan meninggalkannya sehingga aku membawanya masuk ke syurga!” Selepas itu dia berpaling ke arah mayat sahabatnya dan berkata: “Akulah Al-Quran yang mana engkau telah membacanya kadang kala dengan suara perlahan dan kadang kala dengan suara yang kuat.” “Janganlah engkau bimbang. Selepas pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan berasa dukacita lagi” Bila pertanyaan selesai, orang yang kacak itu akan mengadakan untuknya satu hamparan sutera yang penuh dengan kasturi dari malaikat-malaikat dari syurga. Alangkah indahnya dan bahagianya sekiranya orang itu adalah kita. Kita tahu tentang tingginya syafaat Al-Quran tetapi dengan mengetahuinya sahaja tanpa berusaha untuk mendekati dan merebut syafaat itu kita adalah orang-orang yang rugi. Cuba kita renungkan sejenak diri kita sendiri.Ajal dan maut adalah ketentuan Allah. Bila ia telah datang kita tidak akan mampu memperlambatkan atau mempercepatkannya walaupun untuk tempoh sesaat.Dan apabila berada di alam kubur siapakah lagi yang akan menemani kita jauh sekali memberi bantuan kecuali amalan-amalan kita sewaktu di dunia.Allah telah menjanjikan Al-Quran sebagai pemberi syafaat terulung dan janji Allah itu adalah benar. Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya: “Bacalah al- Quran kerana ia akan datang pada Hari Akhirat kelak sebagai pemberi syafaat kepada tuannya.” (Riwayat Muslim) berpandukan kepada Hadis diatas… kita akan dapat mengetahui maksud yang tersirat di dalam nya yang menerangkan perihal betapa pentingnya kita ber kitab kan Al-Quran sebagai bekalan keamanan kita di akhirat esok..dimana pada hari tersebut adalah merupakan hari kemusnahan dan malapetaka yang maha teruk…. Ape yang dapat kita pelajari dari Hadis tersebut ..????? i) Al-Quran merupakan kalam Allah dan perlembagaan syariatnya yang kekal abadi. Allah telah menurunkannya kepada manusia sebagai panduan dalam mengharungi kehidupan agar dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. ii) Membaca al-Quran merupakan satu ibadah yang boleh menghampirkan diri seseorang itu kepada Allah SWT. Pahalanya amat besar iaitu sesiapa yang membaca satu huruf daripada al-Quran, ganjarannya satu kebaikan dan sepuluh ganjaran yang sama dengannya. Selain itu ia juga boleh meberikan syafaat di hari akhirat kelak. iii) Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ada menyatakan bahawa Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya :” Perumpamaan Mukmin yang membaca al-Quran adalah seperti limau yang mempunyai bau yang harum dan rasanya sedap. Manakala perumpamaan mukmin yang tidak membaca al-Quran pula adalah seperti tamar yang tidak ada bau tetapi rasanya manis dan sedap.” iv) Membaca al-Quran hendaklah dilakukan dengan beradab sebagai menghormati kalimah Allah di antaranya ialah seseorang itu hendaklah berada dalam keadaan suci (berwudhu’) dan membacanya di tempat yang bersih, memulakan dengan membaca Ta’auwuz dan Basmallah, membaca dengan teliti dan perlahan, menjaga makhraj (bertajwid) serta memperelokkan suara sekadar termampu. v) Pembacaan al-Quran yang paling baik ialah apabila difahami apa yang dibaca. Dengan ini barulah seseorang itu akan dapat merasai nikmatnya yang sebenar.

Sunday, November 2, 2008

Ukhti Indahkan Jilbabmu

Besmala4
                                                   

Islam adalah ajaran yang sangat sempurna, sampai-sampai cara
berpakaian pun dibimbing oleh Alloh Dzat yang paling mengetahui apa
yang terbaik bagi diri kita. Bisa jadi sesuatu yang kita sukai, baik
itu berupa model pakaian atau perhiasan pada hakikatnya justru jelek
menurut Alloh. Alloh berfirman:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu
padahal itu adalah baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu
padahal sebenarnya itu buruk bagimu, Alloh lah yang Maha mengetahui
sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(Al Baqoroh: 216).

Oleh karenanya
marilah kita ikuti bimbingan-Nya dalam segala perkara termasuk mengenai
cara berpakaian.

Perintah dari Atas Langit

Alloh Ta’ala memerintahkan kepada kaum muslimah untuk berjilbab
sesuai syari’at. Alloh berfirman:

“Wahai Nabi katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu serta para wanita kaum beriman
agar mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu agar mereka mudah dikenal dan tidak diganggu orang.
Alloh Maha pengampun lagi Maha penyayang.”
(Al Ahzab: 59)

Ketentuan Jilbab Menurut Syari’at

Berikut ini beberapa ketentuan jilbab syar’i ketika seorang muslimah
berada di luar rumah atau berhadapan dengan laki-laki yang bukan mahrom
(bukan ‘muhrim’, karena muhrim berarti orang yang berihrom) yang
bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah yang shohihah dengan contoh
penyimpangannya, semoga Alloh memudahkan kita untuk memahami kebenaran
dan mengamalkannya serta memudahkan kita untuk meninggalkan busana yang
melanggar ketentuan Robbul ‘alamiin.

Tutup_aurat_yg_betul_page_2_1

Pertama

Pakaian muslimah itu harus menutup seluruh badannya kecuali wajah dan
kedua telapak tangan (lihat Al Ahzab: 59 dan An Nuur: 31). Selain
keduanya seperti leher dan lain-lain, maka tidak boleh ditampakkan
walaupun cuma sebesar uang logam, apalagi malah buka-bukaan. Bahkan
sebagian ulama mewajibkan untuk ditutupi seluruhnya tanpa kecuali-red.

Kedua
Bukan busana perhiasan yang justru menarik perhatian seperti yang
banyak dihiasi dengan gambar bunga apalagi yang warna-warni, atau
disertai gambar makhluk bernyawa, apalagi gambarnya lambang partai
politik!!!; ini bahkan bisa menimbulkan perpecahan diantara sesama
muslimin. Sadarlah wahai kaum muslimin…

Ketiga
Harus longgar, tidak ketat, tidak tipis dan tidak sempit yang
mengakibatkan lekuk-lekuk tubuhnya tampak atau transparan. Cermatilah,
dari sini kita bisa menilai apakah jilbab gaul yang tipis dan ketat
yang banyak dikenakan para mahasiswi maupun ibu-ibu di sekitar kita dan
bahkan para artis itu sesuai syari’at atau tidak.

Keempat
Tidak diberi wangi-wangian atau parfum karena dapat memancing syahwat
lelaki yang mencium keharumannya. Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Jika salah seorang wanita diantara kalian hendak ke masjid,
maka janganlah sekali-kali dia memakai wewangian.” (HR. Muslim). Kalau
pergi ke masjid saja dilarang memakai wewangian lalu bagaimana lagi
para wanita yang pergi ke kampus-kampus, ke pasar-pasar bahkan
berdesak-desakkan dalam bis kota dengan parfum yang menusuk hidung?!
Wallohul musta’an.

Kelima
Tidak menyerupai pakaian laki-laki seperti memakai celana panjang, kaos
oblong dan semacamnya. Rosululloh melaknat laki-laki yang menyerupai
perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki (HR. Bukhori)

Keenam
Tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir. Nabi senantiasa
memerintahkan kita untuk menyelisihi mereka diantaranya dalam masalah
pakaian yang menjadi ciri mereka.

Ketujuh
Bukan untuk mencari popularitas. Untuk apa kalian mencari popularitas
wahai saudariku? Apakah kalian ingin terjerumus ke dalam neraka hanya
demi popularitas semu. Lihatlah isteri Nabi yang cantik Ibunda ‘Aisyah
rodhiyallohu ‘anha yang dengan patuh menutup dirinya dengan jilbab
syar’i, bukankah kecerdasannya amat masyhur di kalangan ummat ini?
Wallohul muwaffiq.

No comments: